Nabi menganjurkan laki-laki dalam memilih istri memilih yang masih perawan dari pada janda. Kenapa, bukankah seluruh istri nabi berstatus janda?
Tanya:
Saya pernah mendengar sunnah nabi yang menganjurkan laki-laki dalam memilih istri diutamakan memilih wanita yang masih perawan dari pada janda (sudah tidak perawan). Kenapa Nabi saw menyarankan memilih wanita yang masih perawan? Setahu saya seluruh istri nabi itu berstatus janda saat dinikahi, kecuali Aisyah ra.
[Johnny - via Email]
Jawab:
Anjuran yang Anda maksudkan itu terdapat dalam dialog antara Rasulullah saw dengan Jabir ibn Abdullah. Dalam perjalanan pulang ke Madinah sehabis Perang Badar, Rasulullah bertanya kepada Jabir, "Apakah engkau sudah menikah, hai Jabir?" Ketika Jabir menjawab 'sudah', beliau bertanya lagi, "Dengan janda atau perawan?". “Dengan janda,” jawab Jabir. Mendengar jawaban itu, Rasulullah kembali bertanya, "Mengapa tidak dengan perawan sehingga engkau bisa bersenang-senang dengannya dan dia bisa bersenang-senang denganmu?"
Saya pernah mendengar sunnah nabi yang menganjurkan laki-laki dalam memilih istri diutamakan memilih wanita yang masih perawan dari pada janda (sudah tidak perawan). Kenapa Nabi saw menyarankan memilih wanita yang masih perawan? Setahu saya seluruh istri nabi itu berstatus janda saat dinikahi, kecuali Aisyah ra.
[Johnny - via Email]
Jawab:
Anjuran yang Anda maksudkan itu terdapat dalam dialog antara Rasulullah saw dengan Jabir ibn Abdullah. Dalam perjalanan pulang ke Madinah sehabis Perang Badar, Rasulullah bertanya kepada Jabir, "Apakah engkau sudah menikah, hai Jabir?" Ketika Jabir menjawab 'sudah', beliau bertanya lagi, "Dengan janda atau perawan?". “Dengan janda,” jawab Jabir. Mendengar jawaban itu, Rasulullah kembali bertanya, "Mengapa tidak dengan perawan sehingga engkau bisa bersenang-senang dengannya dan dia bisa bersenang-senang denganmu?"
Dari
pertanyaan terakhir Rasulullah, tampak bahwa alasan anjuran menikah
dengan perawan adalah antara lain, bahwa perawan masih memiliki
sifat-sifat alami sebagai seorang wanita. Cintanya belum pernah terbagi.
Kemungkinan untuk taat sepenuhnya kepada suami lebih besar, lebih punya
rasa malu, manja, takut berkhianat, dan sebagainya. Ujung dari itu
semua adalah, seperti diungkapkan di dalam hadits di atas, "Engkau dapat bersenang-senang dengannya dan dia dapat bersenang-senang denganmu."
Demikian, wallahu a’lam.
Demikian, wallahu a’lam.
Update komen pembaca;
Gan,
setau ane hadist di atas juga ada lanjutannya...(kebanyakan orang hanya
memberitahu separo saja) dalam lanjutan hadist tsb, Jabir menceritakan
alasannya kenapa dia menikahi janda. Kala itu ayah Jabir wafat dengan
meninggalkan anak-anak yg masih kecil. Jabir berharap dengan menikahi
janda, sang janda sudah memiliki pengalaman dalam hal mengurus anak.
Setelah mengetahui alasan Jabir, Rosululloh pun mendoakan keberkahan
bagi keluarga Jabir. CMIIW Jadi masing-masing memiliki kelebihan n
kekurangannya :-)
Semoga bermanfaat.
0 komentar:
Posting Komentar